Jumat, 06 Januari 2012

Resensi Buku Fiksi (Laskar Pelangi)

 
Judul Buku      : Laskar Pelangi
Penulis             : Andrea Hirata
Negara             : Indonesia
Bahasa             : Indonesia
Genre              : Roman
Hal                  : xxxiv, 529 halaman
Penerbit           : Yogyakarta: Bentang Pustaka
Tahun              : 2005
ISBN               : ISBN 979-3062-79-7 


Sinopsis


Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolahMuhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan merekadengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanya nama oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi darirumahnya ke sekolah.
Inilah ke sepuluh anak kecil yang begitu mengagumkan, merekalah:
1.      Ikal
2.      Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
3.      Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
4.      Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
5.      A Kiong;Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
6.      Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
7.      Kucai; Mukharam Kucai Khairani
8.      Borek alias Samson
9.      Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
10.  Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan
Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada hal-hal mistis yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.

Kelebihan
1.      Novel ini merupakan, novel motivasi.
2.      Ceritanya dikemas dengan menarik, sehingga pembaca tidak bosan.
3.      Banyak hikmah yang mampu kita petik.
4.      Banyaknya pengetahuan baru yang mampu diambil.
5.      Sampul depan yang menarik perhatian.
6.      Di sertakan kamus kecil bahasa Belitong yang membantu pembaca memahami bacaan.
7.      Penjabaran bahasa yang bagus.
8.      Runtutan jalan cerita mudah dipahami, walau terkadang melompat-lompat.

Kekurangan
1.      Jilidan buku kurang bagus.
2.      Bahasa penulis terlalu rumit dan terlalu modern untuk seorang anak kecil (atau remaja).
3.      Penggunaan kata ganti orang pertama sebagai pemain utama ini kurang menarik, karena kita pembaca merasa dituntut menjadi si penulis dalam mengilhami bacaan.
4.      Banyak menggunakan kata-kata ilmiah yang membuat kita berpikir dua kali untuk memahaminya.
5.      Terkadang ada sedikit pertanyaan yang muncul di pikiran. Misal, bagaimana seorang Lintang bias pandai seperti itu. Padahal mencari buku teks saja susah. Inilah yang harusnya diperjelas kembali.
6.      Terlalu banyak penjabaran kontekstual yang ada dalam cerita.
7.      Penempatan Glosarium di belakang, sehingga pembaca sulit memahami arti bahasa baru.
8.      Alur cerita yang terkadang melompat-lompat.

“Revitalisasi Gerakan Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Pro-AKTIF”

Gerakan Mahasiswa
             Mahasiswa adalah sebuah title yang bergenksi dalam dunia sekarang. Semua bias menjadi Mahasiswa, tidak diherankan lagi bahwa sekarang ini semua bias menjadi Mahasiswa. Pertanyaan yang muncul dalam benak kita adalah “ Mahasiswa seperti apakah yang diharapkan Bangsa ini ?” itu yang perlu kita semua telusuri dan kita jawab.     Dalam kenyataannya dari sekian banyak Mahasiswa hanya sedikit yang peduli terhadap bangsa ini. Bahkan hanya secuil dari mereka yang memiliki jiwa Nasionalisme yang tinggi. Tidak heran bahwa sekarang banyak sekali Mahasiswa yang bahkan merusak citra Universitas mereka sendiri, dan tanpa di sadari mereka juga sudah merusak identitas pribadi sebagai Mahasiswa.     

            Revitalisasi Gerakan Mahasiswa Indonesia Menuju Generasi Pro-AKTIF ini mengajak kita sebagai Mahasiswa, pemuda yang diharapkan dapat meningkatkan kwalitas Bangsa ini menjadi yang lebih baik. Generasi penerus bangsa yang diharapkan mampu meneruskan perjuangan para pendahulu mereka. Perubahan perlu dilakukan, karena Mahasiswa memiliki tiga peran penting yaitu Agent of change, Social Control, dan Iron Stock. Salah satunya terdapat kata bahwa Mahasiswa adalah Agent of change, Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan besar yang mampu berdampak positif untuk Bangsa ini tanpa mengurangi Ideologi Bangsa itu sendiri. Dengan adanya hal ini diharapkan Mahasiswa lebih Pro – Aktif lagi dalam menerima segala jenis masalah yang ada dibangsa ini tau bias dikatakan bahawa Mahasiswa harus lebih peka lagi terhadap masalah Nasional Bangsa ini. Sebagai calon atau kader – kader pemimpin Bangsa, kita berhak mengerti dari sekarang. Janganlah kita hanya berdiam diri tanpa ada tindakan untu menuju perubahan yang lebih baik. Bangkit dan tunjukan bahwa kita BISA……. HIDUP MAHASISWA…!!! HIDUP RAKYAT INDONESIA…!!! INDONESIA BISA…!!!

Biografi ku...

Disebuah desa bernama Metesih kec. Jiwan Kab. Madiun tinggalah sebuah keluarga kecil. Pada tahun 1992, lahirlah anak laki-laki dari pasangan suami istri Tryono dan Karmini yang diberi nama Rizal Ariffin. Nama itu bukanlah sembarang nama, karena nama tersebut memiliki arti yang bagus. Rizal diserap dari kata bahasa arab Rijal yang berarti pemuda. Ariffin dari kata arifin di kamus bahasa Indonesia berarti bijaksana dan mampu menjadi penengah dal
am sebuah permasalahan serta tergolong orang-orang yang cerdik. Kalau digabung mempunyai arti nama “ Pemuda yang kelak mampu menjadi pemimpin yang bijaksana dan mampu menjadi penengah dalam setiap permasalahan serta tergolong dalam orang-orang yang cerdik dan pandai”.Hal inilah yang diharapkan orangtua rizal memberi nama tersebut. Setelah ia berusia 5 tahun rizal kecil sudah memiliki hobi membaca buku apa saja yang ditemui dan ia salah satu anak yang suka bertanya. Keingintahuannya inilah yang menyebabkan ia menjadi pandai dan berwawasan lumayan untuk anak seusianya. Pada tahun 1996 ia memiliki seorang adik perempuan bernama Irma Yana Putri Sujiati, tapi sayang pada saat usia adiknya 4 tahun ayah dan ibunya berpisah. Hal ini lantas tidak mengurangi semangat belajar mereka berdua. Rizal dan Irma memilih tinggal bersama ibunya, walau sebenarnya mereka berdua dipaksa tinggal bersama ayahnya tapi dengan perjuangan keras seorang ibu mereka diurus ibunya.
Rizal pun mengawali sekolah TK dari umur 6 tahun, tetapi sekolah ini dirasakannya sangat membosankan. Ia bilang kepada ibunya mau berhenti sekolah, ia merasa sekolah itu tak ada gunanya di sekolah hanya diajari menyanyi dan bermain. Sedangkan rizal kecil sudah bisa membaca. Akhirnya sekolah p
un tidak dilanjutkannya bertahap. Setelah TK kecil ia langsung mengambil SD saja, disitulah prestasi-prestasi rizal mulai muncul. Dari juara kelas hingga selalu diikutsertakan dalam lomba cerdas cermat, bahkan saat kelulusan ia mendapat nilai yang memuaskan masuk 3 besar juara umum disekolahnya. Kemudian ia mencoba masuk sekolah favorit di Madiun tetapi apa daya tangan tak sampai ia kemudian masuk di SMPN 7 Madiun, yang saat itu masih belum ada apa-apanya. Tetapi namanya juga Rizal, ia bertekad mengembangkan sekolahnya tersebut benar saja ia aktif mengikuti organisasi dan seminar-seminar. Puncaknya pada lomba piala Adipura sekolahnya menjadi perwakilan kota Madiun dan ia pun menjadi juru bicara menemani Tim Penilai Adipura Pusat JATIM. Alhasil pada saat itu sekolahnya berhasil menyabet A
dipura untuk kota Madiun, dan dari situlah akhirnya SMPN 7 Madiun dinobatkan menjadi SSN (Sekolah Standar Nasional) dan sekarang masih dalam proses RSBI (Rancangan Sekolah Bertaraf Internasional). Tapi sayang hal itu tidak diimbangi dengan prestasi akademiknya, alhasil ia lulus dengan hasil yang mengecewakan, Walaupun ia dipilih guru sebagai pioneer diwaktu Ujian berlangsung. Hal itu menyebabkan ia terbebani, tapi apa boleh buat nasi telah menjadi bubur terima saja dan jalani. Lulus SMP ia beranjak ke SMAN 1 Jiwan sekolah yang lagi-lagi tidak memiliki nama dimata umum. Tapi disinilah tekadnya bertambah tak hanya dalam bidang organisasi ia juga harus sukses bidang akademik. Benar saja Akademiknya pada saat kenaikan kelas ia selalu masuk 3 besar dan nilai yang diandalkannya adalah Matematika. Di organisasipun demikian SMAnya mendapat juara 3 tingkat Jawa-Bali diajang Telkomsel Community.Serta membawa nama Sekolahnya diajang cer
das cermat dan Teater Pembiasaan Berbahasa Jawa. Ia juga gemar menjadi Narator sebuah acara dan ia juga suka Karawitan tepatnya ia sebagai vokalis atau sinden putra dengan grup Pradonolaras junior. Ia juga tertarik didunia lawak beberapa kali grup LASMAJI nya menyabet gelar juara, walaupun tidak pernah juara 1. Dan puncaknya pada saat Ujian kemarin sekolahnya berhasil menduduki pringkat 5 besar, padahal sebelumnya 15 besar saja. Inilah sebuah kebanggaan tersendiri dalam hidupnya. Dan sampai akhirnya ia masuk di BRAWIJAYA Malang Fak. Ilmu Budaya Prodi Pend.Bhs & Sastra Indonesia. Sebuah prestasi yang membanggakan, sama seperti sebelumnya ia ingin menjadi sorotan public karena prestasinya di Brawijaya ini.
Sejak ia kecil memang bercita-cita menjadi seorang pengajar baik itu pengajar SD,SMP,SMA. Sebelumnya ia berfikir untuk masuk salah satu IKIP swasta di Madiun. Tetapi setelah difikir-fikir biaya pasti lebih mahal, jadi ia harus masuk Universitas Negeri walaupun sebetulnya ibunya sudah tidak sanggup membiayainya. Tapi ia berisi keras untuk bias masuk Universitas negeri. Pikirnya dengan ia masuk Kuliah kelak bias merubah kehidupan ibu dan adiknya sekarang ini.
Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya semenjak SMP – SMA ia kembali lagi bertekad untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Brawijaya ini. Ia dulu begitu aktif dalam OSIS dan Pramuka serta Keg. Lainnya. T
idak seperti temannya sekarang di Kampus ia tidak ingin memforsir semua yang dimilikinya, sesuai dengan perkataan Dosen PA-nya Bapak Didin Widyartono bahwa “ Hanya orang-orang beriman saja yang berhak mengerti segala sesuatu yang tidak dapat diungkapkan”. Prestasi yang saya raih mungkin bersifat kelompok tidak pernah individu, Hanya saja seminar-seminar yang bersifat individu. Banyak sekali seminar yang telah saya ikuti dari seminar Lingkungan hingga Hiv Aids serta Narkoba. Sedangakan di dunia menulis ia pernah menyabet juara harapan 1 Karya Ilmiah Remaja tingkat SMA/SMK se-Kab. Madiun dengan topic social, yang pada saat itu masih mara
k kenakalan remaja. Disini ia tidak ingin mengecewakan ibunya yang rela menjual satu-satunya perhiasan beliau untuk membiayai rizal kuliah, cincin pernikahan pun jadi dijual untuk biaya rizal serta ibunya yang biasanya menjauhi hutang sekarang malah hutangnya bertumpuk-tumpuk. Itulah yang memotivasi Rizal untuk semangat berkuliah dan menjadi Mahasiswa yang lulus dengan predikat Kumlaot kelak.
Amin…….!!!!!