1.
RIZAL ARIFFIN
2.
NIMAS AYU PUSPA NINGRUM
3.
SIROTUL MAULIDIYAH
4.
INNA BRILIANTIKA
5. MA’RIFATUL
MUFADHILAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena
rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Proses Menulis ini dengan
lancar. Makalah ini dibuat untuk melengkapi pembelajaran tentang Menulis.
Atas bantuan dan bimbingan hingga
terselesaikannya Makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Didin Widyartono, S.S.,
S.Pd, M.Pd selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Pengantar Sastra Indonesia
2.
Orang
tua yang selalu mendukung dibidang moril dan materil.
3.
Kawan
– kawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang.
Kami sebagai penulis berharap dengan membaca makalah ini para pembaca
mendapat ilmu yang bermanfaat. Selanjutnya, apabila terdapat kekurangan dan
kelebihan dari makalah ini, kami berharap kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini dapat disempurnakan. Sekian kami ucapkan terima kasih kepada para
pembaca.
Malang, 12 Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................... i
Kata Pengantar.....................................................
ii
Daftar
Isi.................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..................................................
2. Tujuan ..............................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Proses
Menulis..................................................
a. Perencanaan.................................................
b. Pembuatan Draf Tulisan..........................
c. Penyuntingan.........................................
d. Publikasi................................................
2. Tips
Menulis...............................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan dan Saran ..................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Menulis merupakan suatu proses dimana
seseorang mengeluarkan ide atau gagasannya pada media kertas yang berupa
tulisan. Di luar semua itu, secara khusu proses menulis mempunyai tahap-tahap
tertentu yang bergantung pada apa yang ingin ditulis. Karena tahapan menulis
Fiksi berbeda dengan tahapan menulis non-Fiksi. Dalam Fiksi antara tahapan
menulis cerpen dan puisi pun berbeda. Begitu juga dengan non-Fiksi, penulisan
antara iliah dan populer juga mempunyai tahapan-tahapan sendiri yang berbeda.
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, kita dapat merumuskan masalah yang akan kita
kaji yakni:
1. Apa saja sub tahap dalam proses
membaca?
2. Bagaimanakah tahap perencanaan itu?
3. Bagaimanakah tahap penyusunan draf
atau konsep tulisan itu?
4. Bagaimanakahtahap penyuntingan itu?
5. Bagaimanakah tahap publikasi itu?
B.
Tujuan
1. Mengetahui sub tahap dalam proses membaca.
2. Mengetahui bagaimana tahapan
perencanaan.
3. Mengetahui bagaimana tahapan penyusunan
draf atau konsep tulisan.
4. Mengetahui bagaimana tahapan
penyuntingan.
5. Mengetahui bagaimana tahapan
publikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Proses
Menulis
a.
Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan langkah awal
dalam menulis. Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penggalian
gagasan/ide, pendaftaran gagasan, dan pengurutan gagasan. Berikut ini uraian
tiap kegiatan tersebut.
1. Penggalian Gagasan
Gagasan sebuah tulisan dapat bersumber
dari tiga hal, yaitu:
Ø Pengamatan
kejadian/peristiwa hidup
Ø Imajinasi
Ø Kajian
pustaka dan pengembangannya
§ Mencari tulisan/artikel ilmiah
Berbagai
tulisan/artikel ilmiah sudah banyak tersedia melalui media cetak dan
elektronik. Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah berbagai tulisan/artikel
ilmiah tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan? Terlebih, di internet banyak
sajian tulisan yang bernilai berlian dan juga bernilai sampah.
Agar mampu
mencari tulisan artikel ilmiah secara tepat, dapat digunakan beberapa cara.
Jika melalui media cetak, dapat dilakukan petunjuk berikut ini:
ü Melacak identitas informasi
ü Membaca daftar isi
ü Menyeleksi tulisan/artikel ilmiah
§
Menangkap
informasi dari tulisan
Informasi dari tulisan/artikel biasanya diwujudkan dalam
bentuk paragraf, tabel, dan gambar. Informasi disajikan dalam bentuk paragraf
merupakan uraian-uraian gagasan. Untuk menguraikan gagasan, didukung dengan
tabel dan gambar.
§ Menyimpulkan informasi dari tulisan
Dari tulisan ringkas pokok informasi
pada kalimat utama di tiap-tiap paragraf, akan didapatkan kemudahan dalam
menyimpulkan informasi tulisan/artikel ilmiah yang dicari. Kesimpulan yang
diperoleh juga bukan informasi secara terpisah-pisah/parsial, melainkan
kesimpulan secara utuh yang diambil melalui prosedur yang sistematis.
Selanjutnya, gagasan dari kegiatan
penggalian ide tersebut didaftar dengan ketentuan sebagai berikut:
·
Pendaftaran Gagasan
Dari
hasil tahapan kegiatan penggalian gagasan/ide dengan membaca sebuah
tulisan/artikel, pembaca dapat mendaftar gagasan yang diperolehnya. Gagasan ini
dapat ditambah dan dikembangkan sesuai dengan wawasan penulis. Referensi lain
hanya berfungsi sebagai pemicu gagasan-gagasan baru dari penulis.
Gagasan-gagasan yang
diperoleh penulis hendaknya didaftar. Pendaftaran gagasan ini memudahkan
penulis dalam kegiatan selanjutnya, yakni mengurutkan gagasan. Tujuannya agar
penulis tidak lupa. Selanjutnya, penulis mengurutkan gagasan secara sistematis
untuk mempermudah pembaca dalam memahami tulisan.
·
Pengurutan Gagasan
Gagasan
yang telah digali dan didaftar oleh penulis diurutkan penulis secara
sistematis. Sistematika gagasan diurutkan berdasarkan klasifikasi tertentu.
Gagasan dapat diklasifikasikan atas besar-kecil, teori-contoh, hingga
umum-khusus. Terkadang gagasan diurutkan dari gagasan besar ke kecil atau
sebaliknya dari ke besar. Penulis juga dapat mengurutkannya berdasarkan teori,
lalu diikuti contoh atau sebaliknya dari contoh lalu diikuti teori. Di saat
lain, penulis juga dapat mengurutkan gagasan secara umum ke khusus atau
sebaliknya khusus-umum.
Pengurutan
gagasan ini harus mengikuti prinsip kemudahan pemahaman bagi pembaca. Penulis
harus mampu menentukan urutan gagasan yang sudah diurut sedemikian rupa agar
lebih mudah dipahami pembaca dibandingkan dengan urutan gagasan tertentu.
Teknik pengurutan gagasan ini harus dipikirkan penulis. Urutan yang memiliki
nilai pemahaman yang paling tinggilah yang layak dipakai dalam tulisan.
b. Penyusunan Draf Tulisan
Tahap
penyusunan draf dapat dilakukan setelah tahap perencanaan selesai. Jika tahap
perencanaan tidak selesai dan dipaksakan untuk penyusunan draf tulisan akan
menghasilkan tulisan yang kurang bermutu.
Penyusunan
draf ditulis berdasarkan gagasan-gagasan yang sudah diurutkan. Gagasan-gagasan
ini diuraikan secara sistematis berdasarkan urutan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Hal ini untuk mencegah terjadinya lompatan pikiran penulis dalam
proses menulis. Akibatnya, logika pemahaman pembaca tidak teratur. Tulisan
sulit dipahami pembaca.
Gagasan-gagasan
yang sudah diurutkan diuraikan dalam bentuk paragraf. Paragraf-paragraf ini
terdiri atas gagasan utama dan penjelas. Tiap gagasan utama ditulis dalam
bentuk kalimat utama. Tiap gagasan penjelas ditulis dalam bentuk kalimat
penjelas. Syarat-syarat penyusunan sebuah paragraf dalam menguraikan gagasan
mutlak dipenuhi. Syarat-syarat ini dijelaskan pada bagian berikutnya.
Draf
tulisan ini disusun sementara untuk diperbaiki selanjutnya. Sifat sementara ini
mengukuhkan bahwa hasil tulisan yang disusun berdasarkan urutan gagasan
bukanlah hasil akhir tulisan, melainkan menjadi bahan perbaikan pada tahap
berikutnya. Perbaikan ini disebut juga penyuntingan.
c.
Penyuntingan
Tahap
ini dapat dilakukan jika draf sudah selesai disusun. Draf disunting untuk
diperbaiki dari segi bentuk dan isi. Bentuk tulisan yang disunting terkait
dengan sistematika dan teknis penulisan. Sistematika penulisan meliputi kemasan
sajian dan urutan penyampaian materi-materi dalam tulisan. Teknis penulisan
meliputi ketepatan penggunaan ejaan, diksi, kata baku, kalimat, dan paragraf.
Isi tulisan ditinjau berdasarkan gagasan-gagasan yang tertuang di dalamnya.
Bentuk
tulisan disunting berdasarkan sistematika dan teknis penulisan. Sistematika
penulisan dapat ditinjau berdasarkan komponen-komponen pembentuknya.
Komponen-komponen ini dibahas pada bagian sebelumnya. Sebuah tulisan memiliki
komponen pembentuknya. Komponen ini disusun dan diurutkan secara sistematis.
Rangkaian komponen dan sajiannya menentukan klasifikasi jenis tulisan.
Teknis
penulisan berfokus pada penggunaan kaidah-kaidah bahasa. Kaidah-kaidah ini
meliputi ejaan, diksi, kata baku, kalimat, dan paragraf. Aturan penggunaan
ejaan bahasa Indonesia diatur dalam EYD hasil revisi baru. Diksi (pilihan kata)
harus dipilih dengan tepat. Kata yang digunakan dalam tulisan disesuaikan
dengan ragam tulisan, misalnya ragam ilmiah menuntut kebakuan. Demikian juga
kalimat yang digunakan. Jika beragam ilmiah menuntut efektivitas kalimat.
Paragraf yang disusun harus memiliki asas-asas paragraf yang baik.
Isi tulisan dapat disunting berdasarkan gagasan-gagasan yang
tertuang dalam draf. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, isi tulisan
memiliki gagasan utama dan penjelas. Gagasan utama ini dapat disunting sesuai
keperluan. Gagasan ini dapat ditambah dan dikurangi. Selain itu, urutan gagasan
perlu ditinjau kembali untuk memudahkan pemahaman kepada pembaca. Berdasarkan
gagasan utama, gagasan penjelas perlu ditinjau kejelasannya. Apakah gagasan
penjelas sudah benar-benar menjelaskan gagasan utama atau tidak?
d.
Publikasi
Kegiatan
publikasi dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Media cetak dapat
berupa buku, koran, majalah, jurnal, pamflet, booklet, selebaran, spanduk, dan
baliho. Media elektronik dapat berupa televisi, radio, dan internet.
Media internet
memiliki nilai diseminasi/penyebaran yang paling baik. Media internet dapat
berupa laman/web, blog, surat elektronik, hingga jejaring sosial. Laman/web,
blog, dan surat elektronik dapat dijadikan sebagai alat penyebaran tulisan
kepada orang lain. Saat ini, banyak orang yang sedang menggemari jejaring
sosial. Banyak orang yang rajin menulis melalui perbaruan status dan banyak
pula orang yang menulis komentar-komentarnya. Media ini memiliki kelebihan
tersendiri dalam popularitas dengan sistem yang sudah dirancang sedemikian
rupa.
Melalui
internet, orang dapat membaca karya-karya penulis tanpa harus terbatasi oleh
tempat dan waktu. Selama ada koneksi, orang dapat membaca karya-karya penulis.
Hal ini dapat terjadi karena tulisan tidak disebarkan melalui media cetak yang
memiliki keterbatasan distribusi.
Seorang penulis
sebaiknya memikirkan media apa yang tepat digunakan dalam memublikasikan
tulisannya. Media ini sangat erat kaitannya dengan para pengguna. Para pengguna
inilah yang harus diperhatikan oleh penulis, apakah sudah sesuai dengan sasaran
tulisan atau tidak? Tentu saja, sebelumnya penulis juga sudah merancang siapa
sasaran pembaca tulisannya.
Berikut ini dijelaskan publikasi
karya tulis dengan beragam format cetak dan elektronik.
1.
Media Cetak
Publikasi tulisan melalui media
cetak memiliki beragam format. Wujud media cetak dapat berupa buku, majalah,
koran, selebaran, pamflet, leaflet, booklet, spanduk, dan baliho. Tiap bentuk
media memiliki format sajian tersendiri. Misalnya ukuran buku, majalah, dan
koran yang memiliki format sajian yang berbeda-beda.
2.
Media
Maya
Publikasi karya ilmiah dalam media
maya terdiri atas format berkas/file dan formattayang/display. Masing-masing
format diuraikan berikut ini.
a.
Format Berkas/File
Format file
terdiri atas versi rtf, versi doc(x), versi pdf, dan versi html/xml (web).
·
Versi rtf
Versi ini
merupakan dokumen yang disimpan dalam tipe Rich Text Document. Versi ini
memberikan kemungkinan berkas dokumen makalah dan artikel dapat dibuka melalui
perangkat lunak berikut ini.
o
Wordpad, perangkat pengolahan teks bawaan
Windows, misalnya XP, Milenium, Vista, dan 7.
o
Microsoft Word, perangkat pengolahan teks
berbayar.
o
Open Office Writer, Abiword, hingga KingOffice,
perangkat pengolahan teks nirbayar, dapat diunduh gratis melalui koneksi
internet.
·
Versi
doc(x)
Versi ini
merupakan dokumen yang disimpan dalam tipe Word Document (doc). Tipe ini
merupakan bentuk standar dari Microsoft Office 1997/2003. Tipe ini dapat dibuka
di perangkat lunak yang lain, misalnya Open Office Writer dan Abiword. Untuk
Microsoft Office 2007 dan 2010, bentuk standarnya adalah Word Document
(docx). Tipe ini belum dapat dibuka melalui perangkat yang lain.
·
Versi pdf
Versi ini
merupakan dokumen yang disimpan dalam tipe Portable Document Format.
Versi ini dapat dibuka di berbagai perangkat lunak pembaca pdf, misalnya Adobe
Reader, Foxit Reader, dll. Untuk menyimpan dokumen, pada Microsoft Word 2010
sudah disediakan tipe pdf pada fitur save as. Perangkat lunak pengolah
teks yang lain dapat menyimpan dalam bentuk pdf melalui perangkat lunak
tambahan, misalnya dopdf. Aplikasi ini merupakan aplikasi printing berformat
pdf. Aplikasi dopdf bersifat gratis dan dapat diunduh melalui koneksi internet.
·
Versi
html/xml (web)
Versi ini
merupakan dokumen yang disimpan dalam bentuk Hypertext Markup Language (html)
atau Extensible Markup Language (XML) . Versi ini menggunakan tipe
dokumen yang dibuka di web. Oleh karena itu, versi ini dapat dibuka melalui
perangkat lunak web (internet browser), misalnya Internet Explorer,
Mozilla Firefox, Safari, Opera, GoogleChrome, dll. Microsoft Word 2007 dan 2010
memberikan fitur penyimpanan dokumen dalam versi html/xml (web) misalnya tipe
single web page, web page, word xml document.
b. Format
Tayang/Display
·
Versi situs
Versi ini menggunakan format file versi html/xml
(web). Karya ilmiah dapat ditayangkan melalui situs. Situs ini dapat dibuka
dengan koneksi internet. Situs ini dapat berupa situs resmi dan situs pribadi.
Situs resmi yang dimaksud adalah situs yang disediakan lembaga tertentu,
misalnya jawapos.com, surya.com, dll. Ekstensi situs tersedia berbagai macam.
Ekstensi ini menunjukkan identitas situs. Misalnya .sch (sekolah), .org
(organisasi), .com (komersial), .ac.id (akademik, indonesia), .net (jaringan),
.tv (televisi), dll. Selain itu, tersedia juga berbagai ekstensi gratis lain,
misalnya .co.cc, .tk, .pro.tc, .co.nr, .banget.net, dll. Untuk kalangan
profesional, situs pribadi dapat dibuat dengan berbagai ekstensi pilihan, baik
berbayar maupun gratisan. Misalnya .com dikenakan biaya kurang lebih Rp
100.000/tahun.
·
Versi blog
Situs pribadi seringkali dibuat secara gratisan dengan
memanfaatkan layanan wordpress, blogger, dan lain-lain. Awalnya, blog digunakan
untuk memuat diary, tulisan-tulisan pribadi. Dalam perkembangan pemakaian
pengguna, blog beralih fungsi, di antaranya dapat digunakan untuk memuat
tulisan-tulisan pribadi, misalnya curhat, puisi, cerpen, naskah drama, artikel,
makalah, skripsi, dll.
Karya ilmiah dapat ditayangkan melalui media blog.
Sebaiknya, karya ilmiah yang dimuat di dalam blog, harus memiliki (1) judul
karya ilmiah, (2) penulis, (3) isi karya ilmiah (pendahuluan, pembahasan,
penutup), dan (4) daftar rujukan. Informasi ini sangat penting untuk dijadikan
rujukan berikutnya jika diperlukan.
·
Versi catatan di jejaring sosial
Situs jejaring sosial umumnya merupakan situs
pertemanan. Seiring perkembangan pemakaian pengguna, situs ini juga digunakan
untuk memuat puisi, esai, artikel, dll. Misalnya Facebook menyediakan fitur catatan untuk memuat tulisan ilmiah yang
ditujukan kepada beberapa teman.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari seluruh isi makalah mengenai proses menulis ini, dapat kita
simpulkan bahwa proses kegiatan menulis terdiri atas tahapan-tahapan yang
sangat bergantung pada jenis tulisan. Secara umum, tahapan menulis terdiri atas
(a) perencanaan, (b) pembuatan draf kasar, dan (c) penyuntingan. Secara khusus,
tahapan menulis sangat bergantung pada apa yang ditulis. Tahapan menulis opini
berbeda dengan menulis berita, biografi, dan sebagainya, misal tahapan menulis
opini terdiri atas (a) penggalian ide, (b) pendaftaran ide, (c) pengurutan ide,
(d) penyusunan draf tulisan, (e) perbaikan tulisan, (f) pengkajian tulisan
kembali, (g) pengulangan proses butir (e) dan (f) jika diperlukan, dan (h)
publikasi tulisan, sedang tahapan menulis berita sangat bergantung pada komposisi
unsur 5W+1H dan pengembangannya. Berikut ini disajikan proses kegiatan menulis
berdasarkan tahapan menulis opini dan artikel nonpenelitian melalui tahapan (a)
perencanaan, (b) pembuatan draf tulisan, (c) penyuntingan, dan (d) publikasi.
Semua
telah jelas dipaparkan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan sanggahan dan kritikan maupun tambahan mengenai isi makalah kami
ini.
Daftar Pustaka
-
Kutipan
Modul 1 Ketrampilan Menulis
-
Tarigan,
Henry Guntur. 1981. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: FKSS
IKIP
-
Tarigan,
Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa Bandung
-
http://latihanmenulis.blogspot.com/
kok gak eling yho pan sak kelompok karo awakmu zal.
BalasHapus