Judul Buku : Titiek Puspa, sebuah biografi
Penulis : Ninok Leksono
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Genre : Autobiografi
Hal : xxiii, 272 halaman
Penerbit : Jakarta: Buku Kompas
Tahun : 2003
ISBN : ISBN 979-709-108-2
Sinopsis
Titiek Puspa, yang mempunyai nama
asli Sudarwati yang diubah
menjadi Kadarwati dan terakhir
diubah menjadi Sumarti lahir di
Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, 1 November 1937. Nama "Titiek
Puspa" diambil dari Titiek yang merupakan nama panggilannya sehari-hari
dan Puspa dari 'Puspo' nama bapaknya. Nama ini pula yang diambil untuk nama
orkes pengiringnya "Puspa Sari"
yang dipimpinnya sendiri dan mengiringinya menyanyi di awal kariernya.
Awal karier bernyanyinya dimulai di Semarang, kota
di mana Titiek Puspa yang kini disebut sebagai diva legendaris oleh Majalah Wanita Kartini, mengikuti kontes
menyanyi "Bintang Radio". Tidak hanya sampai di bidang menyanyi saja,
'eyang Titik' juga menunjukan totalitasnya dalam menggarap beberapa operet yang
sempat sangat disukai pemirsa TVRI, seperti operet bawang Merah Bawang
Putih,Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi Kartini dan Ronce-ronce.
Titiek kukuh maju ke festival mengikuti saran dan
dorongan teman-teman. Titiek atau Soemarti disarankan mendaftar dengan mengubah
nama menjadi Titiek Puspo, diambil dari nama panggilannya Titiek dan Puspo dari
nama ayahnya, sebagai siasat agar tidak ketahuan ayahnya. Soemarti setuju lalu
mengindonesiakan nama Puspo menjadi Puspa. Maka, lengkaplah nama baru Titiek
Puspa sebuah nama beken yang di kemudian hari melegenda dalam jagat dunia musik
pop Indonesia. Walau menghadapi saingan, kebanyakan murid SMA, Titiek yang
masih duduk di bangku SMP berhasil keluar sebagai juara pertama.
Rekaman piringan hitamnya yang pertama dengan label Gembira,
berisi lagu Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, dan duet bersama Tuty
Daulay dalam lagu Indada Siririton, iringan musik Empat Sekawan Sariman. Pada
pertengahan 1960, Titiek Puspa sempat menjadi penyanyi tetap pada Orkes Studio
Jakarta. Saat itu Titiek Puspa banyak mendapat bimbingan dari Iskandar
(pencipta lagu dan pemimpin orkes) dan Zainal Ardi (suaminya sendiri seorang
announcer Radio Republik Indonesia Jakarta). Sebagai penyanyi yang mulai
menanjak popularitasnya, Titiek belum menciptakan banyak lagu dalam albumnya,
lagu-lagunya banyak diciptakan misalnya oleh Iskandar, Mus Mualim, ada juga
Wedasmara.
Barulah pada album Si Hitam dan Pita (1963) yang
berisi 12 lagu tiap albumnya semuanya adalah ciptaannya sendiri dan menjadi
populer saat itu, selain itu juga album Doa Ibu berisi 12 lagu, 11 lagu adalah
ciptaannya dengan 1 lagu ciptaan Mus Mualim. Dari album Si Hitam, lagu yang
semakin memopulerkan namanya adalah Si Hitam, Tinggalkan, Aku dan Asmara. Bisa
juga dikatakan bahwa bersama album Si Hitam, album Doa Ibu adalah album yang
legendaris karena berisi lagu-lagu Minah Gadis Dusun, Pantang Mundur, yang
semakin menancapkan Titiek Puspa sebagai penyanyi dan pencipta lagu Indonesia
yang baik.bersama seorang dari.
Selain penyanyi dan pencipta lagu, Titiek juga
pencipta operet dan main dalam 19 film layar lebar. Dalam usia yang sudah
berkepala enam ini, ia tetap tampil cantik, aktif, dan masih menjadi bintang
iklan sejumlah produk, tampil dalam sebuah tv show, serta setiap tahun melawat
keluar negeri menampilkan keseniaan rakyat Indonesia. Ialah Kartini modern
Indonesia.
Kelebihan
1. Buku
yang mampu mengilhami pembaca.
2. Buku
motivasi.
3.
Ceritanya
dikemas dengan menarik, sehingga pembaca tidak bosan.
4. Jilidan
buku baik.
5. Bahasa
yang digunakan baku.
6. Kutipan
lirik lagu yang menambah daya tarik saat membaca.
7. Biografi
dituangkan dengan rinci.
8. Alur
cerita detail dan sederhana.
Kekurangan
1. Pencitraan
Titiek hanya dilihat dari kebaikannya saja, hal ini membikin Titiek seperti
manusia sempurna.
2. Sampul
depan kurang menarik.
3. Kurang
adanya komentar dari penggemar atau teman-teman artis.
4. Bahasa
monoton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen mu adalah penilaian untuk ku...