Bahasa Indonesia di Dalam Pendidikan serta Peran Pendidikan dalam
Kehidupan
Berbicara mengenai
pendidikan, Indonesia memiliki peringkat prestasi yang kurang memuaskan. Hal
ini menjadi masalah bersama yang harusnya perlu penelitian lanjutan untuk menanganinya.
Banyak sekali pelajaran yang dianggap susah, padahal sangat mudah untuk
dipelajari. Sedangkan banyak pelajaran yang dianggap mudah, justru menjadi
faktor yang mematikan di kala Ujian Akhir Nasional (UAN). Terutama adalah
pelajaran Bahasa Indonesia.
Alfianto, A (2006)
mengatakan bahwa “Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek
penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah”. Hal inilah yang
kurang dimanfaatkan oleh para pengajar sekarang. Mereka hanya memberikan materi
yang membosankan. Tidak pernah ada pembaharuan, yang membuat pelajaran ini
menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
Harras (1994) menerapkan
beberapan fakta bahwa guru berperan penting dalam proses pendidikan. Sesuai
dengan apa yang diutarakan berikut ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, dilaporkannya
bahwa guru merupakan faktor determinan penyebab rendahnya mutu pendidikan di
suatu
sekolah. Guru Bahasa Indonesia juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yang langsung berhubungan dengan aspek pembelajaran menulis, kosakata, berbicara, membaca, dan kebahasaan .Rupanya guru juga harus selalu melakukan refleksi agar tujuan bersama dalam berbahasa Indonesia dapat tercapai.
sekolah. Guru Bahasa Indonesia juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yang langsung berhubungan dengan aspek pembelajaran menulis, kosakata, berbicara, membaca, dan kebahasaan .Rupanya guru juga harus selalu melakukan refleksi agar tujuan bersama dalam berbahasa Indonesia dapat tercapai.
Menyadari peran penting
pendidikan bahasa Indonesia, pemerintah
seharusnya terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Apabila
pola pendidikan terus tidak berubahdan terus dengan pola-pola lama, maka hasil
dari pembelajaran bahasa Indonesia yang didapatkan oleh siswa juga tidak akan
bepengaruh banyak. Sejalan dengan tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia
supaya siswa memiliki kemahiran berbahasa diperlukan sebuah pola alternatif
baru yang lebih variatif dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Agar
proses KBM di kelas yang identik dengan hal-hal yang membosankan dapat berubah
menjadi suasana yang lebih semarak dan menjadi lebih hidup.
Pendidikan selain untuk masa depan
yang cerah, juga bermanfaat sebagai proses pembangunan di Indonesia. Muliani
(2009) “Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk
pembangunan”. Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan
pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi
apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang
ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun
akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk
pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam
pembangunan negeri ini. Maka perlunya pendidikan sangat menunjang untuk
perbaikan pembangunan yang lebih baik.
Untuk
menunjang semua ini perlu sekali para teaga pengajar yang kompeten. Tidak hanya
itu juga harus mampu menguasai materi. Tapi apa yang terjadi? Sekarang ini
malah banyak sekali masalahyang dihadapi sekolah karena kurangnya tenaga
pendidik. Asyhar, M (2002) “Kekurangan guru. Sungguh sebuah realitas
potret pendidikan kita (salah satu sisi) yang sangat menyedihkan. Betapa tidak,
pendidikan adalah modal utama terciptanya kemajuan peradaban sebuah bangsa. Di
pihak lain, guru sebagai tenaga profesional di bidang ini justru jumlahnya
semakin langka”.
Solusi
untuk hal ini adalah meningkatkan standar nilai kelulusan calon tenaga pendidik
yang akan mengajar (Asyhar, M. 2002). Dengan adanya kenaikan
standar nilai ini, diharapkan para calon pendidik mamapu memberikan warna baru
dan menciptakan generasi muda yang mampu memperbaiki mutu pendidikan dan
pembangunan di Indonesia.
Mukminin,
A (2003) “Memang harus kita akui
ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih
mengutamakan otot daripada akal pikiran. … . Hal inilah yang harus kita
perbaiki sebagai para Pendidik Anak Bangsa”. Kita pasti bisa apabila ada
kemauan dan kita pasti bisa apabila ada kemauan untuk merubah itu semua kearah
yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen mu adalah penilaian untuk ku...